Jumat, 09 Oktober 2015

TULISAN II PERILAKU KONSUMEN

Nama : Mutiara Wahyu Sekartaji
Kelas : 3EA26
NPM : 16213247


I METODE ANTRIAN

Mengukur Kinerja Antrian
Model antrian membantu para manajer membuat keputusan untuk menyeimbangkan biaya pelayanan dengan menggunakan biaya antrian.  Dengan menganalisis antrian akan dapat diperoleh banyak ukuran kinerja sebuah system antrian, meliputi hal berikut ini :
1.    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pelanggan dalam antrian (Wq)
2.    Panjang antrian rata-rata (Lq)
3.    Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pelanggan dalam system (Ws)
4.    Jumlah pelanggan rata-rata dalam system (Ls)
5.    Probabilitas fasilitas pelayanan akan kosong (Po)
6.    Probabilitas sejumlah pelanggan berada dalam system (Pn)
7.    Faktor utilitas system (ρ)
BIAYA ANTRIAN
Pada system antrian, para manajer operasi harus memahami pilihan (trade-off) antara dua biaya : biaya untuk menyediakan pelayanan yang baik dan biaya yang terjadi jika pelanggan atau mesin harus menunggu.  Para manajer menginginkan antrian yang cukup pendek sehingga pelanggan tidak akan merasa kesal dan kemudian meninggalkan antrian tanpa membeli, ataupun membeli tetapi tidak pernah kembali lagi. 
Suatu cara untuk mengevaluasi sebuah fasilitas pelayanan adalah dengan melihat biaya total yang diharapkan.  Total biaya merupakan penjumlahan biaya pelayanan yang diharapkan ditambah dengan biaya menunggu yang diharapkan.
Biaya pelayanan meningkat bersamaan dengan usaha perusahaan untuk memperbaiki tingkat pelayanannya.  Para manajer pada beberapa pusat pelayanan dapat menukar kapasitas personil dan mesin yang tersedia, yang ditugaskan ke stasiun pelayanan tertentu untuk mencegah atau memendekkan antrian yang terlalu panjang.
Contoh :
Toko eceran (ritel) : menambah kasir untuk menghindari antrian yang panjang.
Bersamaan dengan meningkatnya tingkat pelayanan (yakni, lebih cepat)  maka biaya yang dikeluarkan untuk menunggu dalam antrian akan berkurang.  Biaya menunggu dapat mencerminkan produktivitas para pekerja yang hilang selagi mesin atau perkakas menunggu pekerjaan perbaikan, atau bisa juga merupakan perkiraan biaya kehilangan pelanggan oleh karena pelayanan yang buruk dan antrian yang panjang. 
RAGAM MODEL ANTRIAN
Beragam model antrian dapat diterapkan.  4 model ini yang paling sering digunakan.  Keempat model ini menggunakan asumsi :
1.    Kedatangan berdistribusi poisson
2.    Penggunaan aturan FIFO
3.    Pelayanan satu tahap
Model A : Model antrian Jalur Tunggal dengan Kedatangan Berdistribusi Poisson dan Waktu Pelayanan Eksponensial : Model M/M/1
Permasalah antrian yang paling umum mencakup jalur antrian jalur tunggal atau satu stasiun pelayanan. Dalam situasi ini, kedatangan membentuk satu jalur tunggal untuk dilayani oleh stasiun tunggal. Diasumsikan system berada dalam kondisi berikut :
1.      Kedatangan dilayani atas dasar FIFO, dan setiap kedatangan menunggu untuk dilayani, terlepas dari panjang antrian
2.     Kedatangan tidak terikat pada kedatngan sebelumnya, hanya saja jumlah kedatangan rata-rata tidak beubah menurut waktu.
3.      Kedatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan dating dari sebuah populasi yang tidak terbatas
4.      Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang berikutnya dan tidak terikat satu sama lain, tetapi tingkat rata-rata waktu pelayanan diketahui
5.      Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi probabilitas eksponensial negative
6.      Tingkat pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan
Contoh :
Tom Jones, seorang montir di Golden Muffler Shop, dapat memasang sebuah knalpot baru rata-rata 3 buah per jam ( atau satu knalpot setiap 20 menit), yang mengikuti distribusi eksponensial negative.  Pelanggan yang menginginkan pelayanan ini tiba dibengkel dengan rata-rata kedatangan 2 orang perjam dengan mengikuti distribusi Poisson.  Mereka dilayani dengan aturan FIFO dan dating dari populasi yang sangat besar (hampir tanpa batas).  Maka kinerja system antrian Golden Muffler Shop adalah :
λ = 2 mobil tiba per jam
µ = 3 mobil per jam dilayani
           λ
Ls =  ---------------
             µ - λ
Ls =
            1
Ws =  ---------------
               µ - λ
Ws =
           λ2
Lq =  -------------------
           µ ( µ - λ)
Lq  =
           λ
Wq =  -------------------
           µ ( µ - λ)
Wq  =
             λ
ρ = -------------
             µ
ρ =
                   λ
P0 =   1  -   ----------
                        µ
P0  =
Sam Certo adalah seorang dokter hewan yang mengelola klinik vaksinasi untuk penyakit anjing gila.  Sam dapat menyuntik seekor anjing pada setiap 3 menit.  Telah diperkirakan bahwa anjing-anjing datang secara terpisah dan acak di sepanjang hari dengan kedatangan 1 anjing setiap 6 menit menurut distribusi poisson.  Asumsikan juga bahwa waktu penyuntikan Sam berdistribusi eksponensial.  Hitunglah karaktersitik berikut :
a.    Probabilitas waktu luang Sam
b.    Proporsi waktu sibuk Sam
c.    Jumlah anjing yang sedang divaksinasi dan sedang menunggu untuk divaksinasi rata-rata
d.    Jumlah anjing yang menunggu untuk divaksinasi rata-rata
e.    Waktu tunggu anjing sebelum divaksinasi rata-rata
f.     Waktu yang dihabiskan seekor anjing dalam antrian dan divaksinasi rata-rata
Setelah karakteristik operasi sebuah system antrian dihitung, maka sangat penting untuk melakukan sebuah analisis ekonomis.  Walaupun model antrian yang diuraikan di atas berharga untuk menggambarkan kesimpulan waktu menunggu, panjang antrian, waktu luang yang potensial dan lainnya, model antrian ini tidak mengidentifikasikan keputusan optimal atau mempertimbangkan factor biaya.  Seperti yang telah dilihat sebelumnya, solusi untuk permasalahan antrian mungkin memerlukan manajemen untuk melihat untung – rugi di antara meningkatnya biaya untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik dan biaya penantian yang berkurang dengan diadakannya pelayanan tersebut
Contoh :
Melanjutkan contoh diatas :
Pemilik Golden Muffler Shop memperkirakan biaya waktu menunggu pelanggan, dalam kaitannya dengan ketidakpuasan pelanggan dan hilangnya kesempatan, adalah $ 10 per jam dari waktu menunggu yang dihabiskan dalam antrian. Sedangkan biaya gaji montir : $7 per jam.  Oleh karena rata-rata mobil memiliki waktu menunggu selama 2/3 jam (Wq) dan terdapat sekitar 16 mobil yang dilayani per hari (2 kedatangan per jam dikalikan dengan waktu kerja 8 jam per hari), total jumlah waktu yang dihabiskan oleh pelanggan untuk menunggu setiap hari untuk memasang kanlpot adalah :
            2/3 (16) = 10 2/3 jam
Biaya waktu menunggu pelanggan : $ 10 x 10 2/3 jam  = $ 107 per hari
Biaya lainnya adalah biaya gaji montir : $ 7 x 8 jam = $ 56
Total biaya = $ 107 + $ 56 = $ 163
MODEL B : Model Antrian Jalur Berganda (M/M/S)
Bengkel Golden Muffler telah memutuskan untuk menambah montir kedua untuk memasang knalpot.  Pelanggan, yang dating dengan tingkat kedatangan sekitar λ = 2 orang per jam, akan menunggu dalam sebuah jalur tunggal dan menunggu hingga 1 dari kedua montir tersedia.  Setiap montir memasang knalpot sekitar µ = 3 per jam.
MODEL C : Model Waktu Pelayanan Konstan M/D/1
Beberapa system pelayanan memiliki waktu pelayanan yang tetap dan bukan berdistribusi eksponensial seperti biasa.  Di saat pelanggan diproses menurut sebuah siklus tertentuseperti pada kasus pencucian mobil otomatis atau wahana di taman hiburan, waktu pelayanan yang terjadi pada umumnya konstan.
Garcia-Golding Recycling Inc. mengumpulkan kaleng aluminium dan botol bekas di New York City.  Pengemudi truk saat ini menunggu kurang lebih selama 15 menit sebelum dapat mengosongkan isi truk mereka untuk di daur ulang.  Biaya pengumudi truk dan truk untuk menunggu dalam antrian adalah $ 60/jam.  Sebuah alat yang baru dapat dibeli untuk memproses muatan truk pada tingkatan yang tetap yaitu 12 truk per jam (berarti 5 menit untuk setiap truk).  Truk datang dengan distribusi poisson rata-rata 8 kedatangan per jam.  Jika mesin baru ini digunakan, biaya akan didepresiasi sebesar $3 untuk setiap truk yang kosong.  Perusahaan mengadakan penelitian di musim panas untuk melakukan analisis berikut untuk mengevaluasi biaya dibandingkan dengan keuntungan membeli mesin baru.
Rumus :
                                                            λ2
Panjang antrian rata-rata : Lq = ------------------
                                                       2µ (µ - λ)
                                                                                            λ
Waktu menunggu dalam antrian rata-rata : Wq = ----------------------
                                                                                    2µ (µ - λ)
Jumlah pelanggan dalam system rata-rata : Ls = Lq +   λ
Waktu tunggu rata-rata dalam system Ws = Wq + 1/ µ
Biaya menunggu sekarang/perjalanan = (1/4 jam (tunggu)) ($ 60/jam(biaya)) = $ 15/perjalanan
Sistem yang baru
Biaya menunggu / perjalanan dengan mesin baru :
Penghematan dengan mesin baru :
Biaya depresiasi mesin baru:
Penghematan bersih :
MODEL D : Model Populasi Terbatas
Data masa lalu menunjukkan bahwa masing-masing dari 5 pencetak computer laser di Departemen Energy, Amerika Serikat di Washington DC, memerlukan perbaikan setelah digunakan 20 jam.  Kerusakan mesin pencetak ditentukan mengikuti distribusi poisson.  Seorang teknisi yang bertugas dapat memperbaiki sebuah mesin pencetak selama rata-rata 2 jam, mengikuti distribusi eksponensial.  Biaya kerusakan mesin adalah $ 120 per jam.  Teknisi dibayar $ 25 per jam.  Apakah departemen energy perlu mempekerjakan teknisi ke-dua?
Dengan mengasumsikan bahwa teknisi kedua dapat memperbaiki sebuah mesin dapat memperbaiki sebuah mesin pencetak dengan waktu rata-rata 2 jam.
T = 2 jam
U = 20 jam
            T
X =  ------------
         T + U
Untuk M = 1 teknisi, maka D =                      dan F =
Untuk M = 2 teknisi, maka D =                      dan F =
Jumlah mesin pencetak yang bekerja rata-rata adalah J = NF (1 – X)
Untuk M = 1 teknisi, maka J =
Untuk M = 2 teknisi, maka J =
MODEL D : Model Populasi Terbatas
Data masa lalu menunjukkan bahwa masing-masing dari 5 pencetak computer laser di Departemen Energy, Amerika Serikat di Washington DC, memerlukan perbaikan setelah digunakan 20 jam.  Kerusakan mesin pencetak ditentukan mengikuti distribusi poisson.  Seorang teknisi yang bertugas dapat memperbaiki sebuah mesin pencetak selama rata-rata 2 jam, mengikuti distribusi eksponensial.  Biaya kerusakan mesin adalah $ 120 per jam.  Teknisi dibayar $ 25 per jam.  Apakah departemen energy perlu mempekerjakan teknisi ke-dua?
Dengan mengasumsikan bahwa teknisi kedua dapat memperbaiki sebuah mesin dapat memperbaiki sebuah mesin pencetak dengan waktu rata-rata 2 jam.
T = 2 jam
U = 20 jam
            T
X =  ------------
         T + U
Untuk M = 1 teknisi, maka D =                      dan F =
Untuk M = 2 teknisi, maka D =                      dan F =
Jumlah mesin pencetak yang bekerja rata-rata adalah J = NF (1 – X)
Untuk M = 1 teknisi, maka J =
Untuk M = 2 teknisi, maka J = 
II PERAMALAN/FORECASTING
Peramalan merupakan aktivitas fungsi bisnis yang memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan merupakan dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal (Gaspersz, 1998).
Kegiatan peramalan merupakan bagian integral dari pengambilan keputusan manajemen. Peramalan mengurangi ketergantungan pada hal-hal yang belum pasti (intuitif). Peramalan memiliki sifat saling ketergantungan antar divisi atau bagian. Kesalahan dalam proyeksi penjualan akan mempengaruhi pada ramalan anggaran, pengeluaran operasi, arus kas, persediaan, dan sebagainya. Dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam proses peramalan yang akurat dan bermanfaat (Makridakis, 1999):
  1. Pengumpulan data yang relevan berupa informasi yang dapat menghasilkan peramalan yang akurat.
  2. Pemilihan teknik peramalan yang tepat yang akan memanfaatkan informasi data yang diperoleh semaksimal mungkin.
Ramalan Penjualan
&
Anggaran Penjualan
·         Contoh Kasus :
PT. Sejati Sejahtera ingin membuat ramalan penjualan tahun 2020.adapun data jualan actual selama 4 tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun
Penjualan
2016
4,400 Unit
2017
4,000 Unit
2018
3,800 Unit
2019
3,900 Unit
16,100 Unit

Pada Tahun 2020 Perusahaan berencana menjual satu jenis barang dengan harga jual per unit @ sebesar Rp. 100. Harga jual / unit tiap triwulan tahun 2020 mendatang diperkirakan naik 10% daroi triwulan dibelakangnya. Perkiraan jualan triwulan I = 30 %, II = 20 % , III = 20 % dan IV = 30 %.
Berdasarkan data diatas, buatlah ramalan jualan tahun 2020 dengan metode kuadrat terkecil dan susunlah anggaran jualan tiap triwulannya.
Jawab :
·         Ramalan penjualan menggunakan metode kuadrat terkecil.
n
Tahun
Penjualan ( Y )
X
X2
XY
1
2016
4,400 Unit
0
0
0
2
2017
4,000 Unit
1
1
4,000
3
2018
3,800 Unit
2
4
7,600
4
2019
3,900 Unit
3
9
11,700
16,100 Unit
6
14
23,300
                                           n ∑ XY - ∑X ∑Y
                        Cari b                 :   -----------------------------------
                                                                n ∑X2 – ( ∑X )2
b = ( 4 * 23,300 ) – ( 6 * 16,100) / ( 4 * 14 ) – ( 6 ) 2
    =  93,200 – 96,600 / 56 – 36
   = - 3,400 / 20
   = - 170
                         
Cara Cari a = ∑Y / n    -   b   ∑X / n
a   = 16,100 / 4     -   ( - 170 )   6 /4
    = 4025 + 255
    = 4280
                                             
  Jadi persamaan garis lurus metode kuadrat terkecil : a + bX
  Ramalan Penjualan 2020 =   4,280 + ( - 170* 4 )
                                              =   4,280 – 680
                                              =   3,600 Unit.
·         Anggaran Penjualan
Perkiraan Penjualan Triwulan I :
30 % * 3,600 * Rp. 100   =  Rp. 108,000
Perkiraan Penjualan Triwulan II :
20 % * 3,600 * Rp.100    =  Rp. 72,000
Perkiraan Penjualan Triwulan III :
20% * 3,600 * Rp.100     = Rp. 72,000
Perkiraan Penjualan Triwulan IV :
30% * 3,600 * Rp. 100    = Rp. 108,000
Anggaran Penjualan Setahun adalah Rp. 360,000 

III. LINEAR PROGRAMMING

Linear Programming atau Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier (Siringoringo, 2005).
Menurut Media Anugerah Ayu (1996), linear programming atau pemrograman linier berasal dari kata pemrograman dan linear. Pemograman artinya perencanaan, dan linear berarti bahwa fungsi-fungsi yang digunakan merupakan fungsi linier. Jadi secara umum linear programming adalah suatu teknik perencanaan yang bersifat analitis yang analisisnya memakai model matematika, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah, yang kemudian dipilih yang terbaik yang diantaranya dalam rangka menyusun langkah-langkah kebijaksanaan lebih lanjut tentang alokasi sumber daya dan dana yang terbatas guna mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan secara optimal.
Sedangkan menurut Wikipedia (2009), Linear Programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukan, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas.
Karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan linear programming adalah sebagai berikut (Siringoringo, 2005):
1. Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan pembatas.
2. Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas tidak dipenuhi.
3. Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas (kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana peningkatan volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume penjualan produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi.
4. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.
5. Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.
Keempat asumsi (sifat) karakteristik ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat dipenuhi. Untuk meyakinkan dipenuhinya keempat asumsi ini, dalam linear programming diperlukan analisis sensitivitas terhadap solusi optimal yang diperoleh.

-->
Penyelesaian dengan Metode Grafik
Metode grafik adalah penyelesaian linear programming yang penyelesaiannya disajikan dalam bentuk grafik yang sebelumnya dilakukan perhitungan-perhitungan untuk mencari titik-titik temu pada masing-masing sumbu. Tujuan dari metode grafik ini adalah untuk memberi dasar-dasar dari konsep yang digunakan teknik simpleks. Prosedur umumnya adalah untuk mengubah suatu situasi deksriptif kedalam bentuk masalah linear programming dengan menentukan variabel, konstanta, fungsi objektif, dan kendalanya sehingga masalah tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik dan diinterpretasikan solusinya (Dimyati, 1994).
Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memformulasikan permasalahan yang ada ke dalam bentuk linear programming (Dimyati, 1994).
Langkah-langkah dalam formulasi permasalahan adalah (Dimyati, 1994):
1. Pahamilah secara menyeluruh permasalahan manajerial yang dihadapi.
2. Identifikasikan tujuan dan kendalanya.
3. Definisikan variabel keputusannya.
4. Gunakan variabel keputusan untuk merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala secara matematis.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam penggunaan metode grafik (Dimyati, 1994):
1. Identifikasi variabel keputusan.
2. Identifikasi fungsi objektif.
3.Identifikasi kendala-kendala.
4. Menggambarkan bentuk grafik dari semua kendala.
5. Identifikasi daerah solusi yang layak pada grafik.
6. Menggambarkan bentuk grafik dari fugsi objektif dan menentukan titik yang memberikan nilai objektif optimal pada daerah solusi yang layak.
7.Mengartikan solusi yang diperoleh.

Penyelesaian dengan Metode Simpleks
Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam linear programming adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan pada teknik eleminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu per satu dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya tergantung dari iterasi sebelumnya (i-1) (Siringoringo, 2005).
Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan dalam metode simpleks, diantaranya (Siringoringo, 2005):
1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
2. Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.
3. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi kendala merupakan pertidaksamaan ≤) atau variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ atau =). Secara umum, jumlah variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi non negatif).
4. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
5. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan (≤) menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
6. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan (=). Penambahan ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis.
7. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala dengan bentuk (≥) atau (=) untuk difungsikan sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel hanya ada di atas kertas.
8. Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada kolom ini akn menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris pivot (baris kerja).
9. Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang memuat variabel keluar.
10. Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
11. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai positif.
12. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap iiterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai nol.
Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan solusi optimal, pertama sekali bentuk umum linear programming dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam bentuk sama dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal. Variabel basis awal menunjukkan status sumber daya pada kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan. Dengan kata lain, variabel keputusan semuanya masih bernilai nol. Dengan demikian, meskipun fungsi kendala pada bentuk umum linear programming sudah dalam bentuk persamaan, fungsi kendala tersebut masih harus tetap berubah (Siringoringo, 2005).
Contoh Kasus dan Pembahasan

S   Suatu perusahaan memproduksi barang dengan 2 model yang dikerjakan dengan dua mesin yaitu mesin A dan mesin B. Produk model I dikerjakan dengan mesin A selama 2 jam dan mesin B selama 1 jam. Produk model II dikerjakan dengan mesin A selama 1 jam dan mesin B selama 5 jam. Waktu kerja mesin A dan B berturut – turut adalah 12 jam perhari dan 15 jam perhari.
Keuntungan penjualan produk model I sebesar Rp. 40.000,00 perunit dan model II Rp 10.000,00 per unit. Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh perusahaan tersebut adalah ….
      A. Rp. 120.000,00 C. Rp. 240.000,00 E. Rp. 600.000,00
            B. Rp. 220.000,00 D. Rp. 300.000,00
Jawab :                                                                                        Ditanyakan : Keuntungan Maximum
Jenis
Mesin A
Mesin B
Model 1
X
2
1
Model 2     
Y
1
5
                Total
12
15
                                 40.000x +10.000y=…?
*Model matematikanya :
X ≥ 0,Y ≥ 0, 2x+y ≤ 12, x+5y ≤15
  X
0
6
  Y
12
0
(x,y)
(0,12)
(6,0)
*2x+y ≤ 12                                              *x+5y ≤ 15         
  X
0
15
  Y
3
0
(x,y)
(0,3)
(15,0)
             
    
Metode Subtitusi                                      Eliminasi              Titik Potong : (5,2)
2x+y = 12  x1  2x+  y   = 12                        X+5y = 15               
x+5y = 15  x2  2x+10y = 30 -                     X+5(2) = 15
                                     -9y = -18                        X=15-10
                                       Y =2                        X = 5

Mencari nilai maximum jika  40.000 x + 10.000 y = ….?
(0, 3) 40.000(0) + 10.000 (3) =  Rp 30.000
(5, 2) 40.000(5) + 10.000 (2) = 200.000+ 20.000 = Rp 220.000
(6, 0) 40.000(6) + 10.000 (0) =Rp  240.000 → Nilai maximum (C)

Keputusan yang diambil adalah keputusan setengah terprogram yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur, keputusan ini seringnya bersifat rumit dan  membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci, seperti contoh-contoh kasus diatas yang dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang terperinci dan menghasilkan hasil yang bisa terprogram ataupun tidak terprogram.




Sumber: 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar