Kamis, 17 November 2016

TUGAS III ETIKA BISNIS



Nama : Mutiara Wahyu Sekartaji
NPM : 16213247
Kelas : 4EA26
 

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
Hikmah Is’ada Rahmawati*
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Sejarah Artikel:
Diterima Januari 2013
Disetujui Februari 2013
Dipublikasikan Maret 2013
Keywords: Earnings Management; Board of Independent Commissioner; Independent Audit Committee; Managerial Ownership.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance yang diukur dengan dewan komisaris independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 21 peru-
sahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengujian secara parsial menunjukkan dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah mekanisme good corporate governance yang digunakan yaitu dewan komisaris independen, komite audit independen, dan
kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of corporate governance mechanisms as measured by an board of independent commissioner, independent audit committee and managerial ownership on earnings management. Sampling was purposive sampling method, in order to obtain a sample of 21 banking companies listed on The Indonesia Stock Exchange in the year of 2009-2011. The result shows that board of independent commissioner, independent audit committee and managerial ownership simultaneously influence the earnings  management. Partial examination shows that board of independent commissioner negatively influence the earnings management, while independent audit committee and managerial ownership did not influence the earnings management. The conclusions of this research is good corporate governance mechanism used is an board of independent commissioner, independent audit committee and managerial ownership simultaneously influence the earnings management. Tests showed that the board of independent commissioner negatively influence the earnings management, while an independent audit committee and managerial ownership did not influence the earnings management.
© 2012 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi:                 ISSN 2252-6765

    Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229     E-mail: hikmah_isada@yahoo.com

Pendahuluan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kelonggaran dalam memilih metode atau kebijakan akuntansi yang digunakan oleh tiap perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan yang dikarenakan peraturan perundangan atau standar akuntansi yang berbeda penerapannya atau diperkirakan akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan keuangan. Kelonggaran dalam metode atau kebijakan ini yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai laba yang berbeda-beda di tiap perusahaan. Perusahaan yang memilih metode penyusutan garis lurus akan berbeda hasil laba yang dilaporkan dengan perusahaan yang menggunakan metode angka tahun atau saldo menurun (Boediono, 2005). Pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih manajemen untuk tujuan tertentu disebut manajemen laba atau earnings management (Halim dkk., 2005 dalam Setiawati, 2010).
Jensen dan Meckling (1976) dalam Ujiyantho (2006) menyebutkan bahwa manajemen laba muncul sebagai dampak masalah keagenan yang terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen perusahaan (agent) atau yang disebut dengan agency conflict. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik, namun di sisi lain manajer juga mempunyai kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka. Sehingga ada kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik prinsipal.
Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak (Nasution dan Setiawan, 2007).
Secara global, tuntutan pelaksanaan good corporate governanace (GCG) semakin menguat setelah runtuhnya beberapa raksasa bisnis dunia seperti Enron dan Worldcom di AS, serta tragedi jatuhnya HIH dan One-tel di Australia (Alijoyo, 2003 dalam Ujiyantho, 2006). Boediono (2005) menyatakan bahwa dalam kurun waktu tahun 1998 sampai tahun 2001, tercatat telah terjadi banyak skandal keuangan di perusahaanperusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan yang pernah diterbitkannya. Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia seperti kasus PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi. Sementara menurut media masa, lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan non publik melakukan pelanggaran yang melibatkan persoalan laporan keuangan. Sedangkan Alijoyo, et al. (2004) dalam Yunanto (2010) menyebutkan pada PT Century Tbk juga terjadi skandal keuangan yang melibatkan manipulasi laporan keuangan.
Mekanisme monitoring pertama yang digunakan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan melalui peran monitoring dewan komisaris independen. Nasution dan Setiawan (2007) berhasil membuktikan bahwa dewan komisaris independen mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba dengan arah yang negatif. Hal ini menandakan bahwa mekanisme corporate governance yang diajukan melalui keberadaan pihak independen dalam dewan komisaris mampu mengurangi tindak manajemen laba yang terjadi.
Mekanisme kedua melalui peranan komite audit independen yang diperlukan untuk lebih meningkatkan lagi kualitas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan sesuai dengan tugas-tugasnya sehingga dapat mengurangi perilaku oportunistik yang dilakukan oleh para manajer. Pamudji dan Trihartati (2010) membuktikan bahwa komite audit independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal tersebut berarti bahwa keberadaan komite audit independen dalam perusahaan dapat mengurangi tindak manajemen laba yang dilakukan oleh manajer.
Mekanisme monitoring ketiga yang digunakan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan dengan memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership). Melalui kepemilikan manajerial diharapkan kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Midiastuty dan Machfoedz (2003), Ujiyantho dan Pramuka (2007), serta Iqbal (2007) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal tersebut berarti bahwa di Indonesia kepemilikan manajerial mampu menjadi mekanisme good corporate governance yang dapat mengurangi masalah ketidakselarasan kepentingan antara manajer dengan pemilik atau pemegang saham (shareholder). Semakin banyak saham yang dimiliki oleh manajemen maka akan semakin rendah praktik manajemen laba.
Objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan. Industri perbankan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Industri perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat dibandingkan dengan industri lain, misalnya suatu bank harus memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR) minimum dan menyediakan laporan keuangan sebagai salah satu penentuan sehat atau tidaknya suatu bank oleh Bank Indonesia (Setiawati dan Na’im, 2001 dalam Nasution dan Setiawan, 2007). Industri perbankan merupakan industri kepercayaan. Jika investor berkurang kepercayaannya karena laporan keuangan yang bias akibat tindakan manajemen laba, maka mereka akan melakukan penarikan dana secara bersama-sama yang dapat mengakibatkan rush. Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/ PBI/2006 menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, maka diperlukan pelaksanaan good corporate governance pada industri perbankan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka judul penelitian mengenai “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011” menjadi penting untuk diteliti.

Metode

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011. Adapun populasi perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah 28 bank.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah perusahaan perbankan yang secara konsisten terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011, perusahaan perbankan tersebut mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) pada periode 31 Desember 2009 – 31 Desember 2011, tidak mengalami rugi selama periode pengamatan, serta data tersedia lengkap, baik untuk mendeteksi manajemen laba maupun untuk mengetahui mekanisme good corporate governance. Pemilihan sampel berdasarkan kriteriakriteria tersebut menghasilkan sampel sebanyak 21 bank. Sehingga jumlah unit analisis data pada penelitian ini adalah 63 unit.

Variabel Penelitian

1 . Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan menggunakan proksi discretionary accruals. Discretionary accruals (DA) adalah komponen akrual yang memungkinkan manajer untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang sesungguhnya (Guna dan Herawaty, 2010). Discretionary accruals dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model dengan langkah-langkah sebagai berikut (Ujiyantho dan Pramuka, 2007):
Mengukur total akrual.
TAC = NI – CFO
Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi
TACt/ At-1 = 1 (1/ At-1) +  (ΔREVt/At-1)
+ 3 (PPEt/ At-1) +e
Menghitung nondiscretionary accruals (NDA)
NDAt = 1  (1/ At-1) +  ((ΔREVt-ΔRECt)/
At-1) + (PPEt/ At-1)
Menghitung discretionary accruals
DAt = TACt/ At-1 - NDA t

Keterangan :
TAC
: total akrual (Total accruals)
NI
: laba bersih operasi (net income)
CFO
: aliran kas dari aktivitas operasi (cash flow from operation)
At-1

: total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1
ΔREVt

: perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
ΔRECt
: perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
PPEt

: aktiva tetap (property, plant and equipment) perusahaan tahun t
NDAt
: nondiscretionary accruals pada tahun t
DAt
: discretionary accruals perusahaan i pada periode t
             : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals

2. Variabel Independen

    a. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya, direksi dan/ atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen (PBI No. 8/4/ PBI/2006). Dewan komisaris independen diukur berdasarkan persentase jumlah dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan (Farida, Yuli, dan Eliada, 2010). Skala data yang digunakan adalah skala rasio.

     b.Komite Audit Independen

Komite audit independen adalah anggota komite audit yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan dewan komisaris, direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen (SE BI No. 9/12/DPNP). Komite audit independen pada penelitian ini diukur berdasarkan persentase jumlah anggota komite audit yang berasal dari luar komite audit terhadap seluruh anggota komite audit (Guna dan Herawaty, 2010). Skala data yang digunakan adalah skala rasio.

    c. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial dapat diartikan sebagai pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Hanifah, 2010). Dalam penelitian ini digunakan variabel dummy. Apabila terdapat proporsi kepemilikan saham oleh manajerial, maka diberi nilai 1, sedangkan apabila tidak terdapat kepemilikan manajerial, maka diberi nilai 0 (Astuti, 2004). Skala data yang digunakan adalah skala nominal.

Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang periode laporannya berakhir pada 31 Desember 2009 sampai dengan 31 Desember 2011. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (annual report) yang mencakup laporan keuangan, yang digunakan untuk mendeteksi manajemen laba dan data corporate governance untuk mengetahui pelaksanaan mekanisme good corporate governance melalui Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ).

Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian. Pengukuran statistik deskriptif yang digunakan mencakup nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi.

2 . Analisis Inferensial

    a. Uji Asumsi Klasik

        1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). 
2.   Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Uji multikolonieritas ini dilihat dari nilai tolerance dan VIF masing-masing variabel independen.
3.   Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot.
4.   Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Uji autokorelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Run Test.

    b. Analisis Regresi Berganda

Model regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan terhadap model yang diajukan dengan menggunakan software SPSS untuk memprediksi hubungan antara mekanisme good corporate governance yaitu dewan komisaris independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial dengan manajemen laba yang diukur dengan rumus sebagai berikut:
Y =  β0 + 1X1 + β2X2 + 3Dum3 +

   c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji statistik F), dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).

Pembahasan

Hasil Penelitian

Statistik Deskriptif

Tabel statistik deskriptif pada Tabel 1. menunjukkan bahwa nilai minimum DA sebesar 0,0002, nilai maksimum 0,3504, mean 0,112056
Tabel 1.  Statistik Deskriptif
N  Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DA      63        .0002
.3504
.112056
.0829023
DKI     63        33
100
55.79
10.130
KAI     63        33
75
60.06
12.614
KM     63        0
Valid N (listwise)        63
1
.40
.493
dan standard deviasi sebesar 0,0829023. Variabel DKI mempunyai nilai minimum 33, nilai maksimum 100, mean 55,79 dengan standard deviasi 10,130. Variabel KAI nilai minimum 33, nilai maksimum 75, mean 60,06 dengan standard deviasi 12,614. Variabel KM nilai minimum 0, nilai maksimum 1, mean 0,40 dengan standard deviasi 0,493. Analisis Inferensial

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Tabel 2. menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,805 dan signifikan pada 0,537. Nilai siginifikansi 0,537 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa uji normalitas data terpenuhi.

Uji Multikolonieritas

Tabel 3. menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF untuk masingmasing variabel independen juga tidak ada yang lebih dari 10. Sehingga, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antarvariabel independen dalam model regresi.

Sumber : Data sekunder diolah, 2012
Tabel 2. Uji Normalitas
Test distribution is Normal.


Undstandarized Residual
N

63
Normal Parametersa
Mean
.0000000

Std. Deviation
.07739004
Most Extreme Differences
Absolute
.101

Positive
.101

Negative
-.064
Kolmogorov-Smirnov Z

.805
Asymp. Sig. (2-tailed)

.537
Sumber: Data sekunder diolah, 2012
Tabel 3.  Uji Multikolonieritas
Model            Collinearity Statistics

Tolerance
VIF
1           DKI
.938
1.066
KAI
.981
1.020
KM
.922
1.085
Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder diolah, 2012
Gambar  1. Grafik Scatterplot Sumber: Data sekunder diolah, 2012
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1. menunjukkan bahwa tidak terdapat pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Y = 0,202 – 0,003 DKI + 0,001 KAI + 0 ,013 KM + e
Hasil persamaan regresi berganda dapat dijelaskan sebagai berikut :
Konstanta (constant) = 0,202, artinya bila variabel dewan komisaris independen (DKI), komite audit independen (KAI), dan kepemilikan
manajerial (KM) konstan atau tetap, maka ma-

Uji Autokorelasi

Tabel 4. menunjukkan bahwa model reg- Tabel 4. Uji Autokorelasi resi penelitian ini bebas dari autokorelasi dilihat dari nilai Test Value sebesar -0,0147 dengan nilai signifikansi sebesar 0,897 di atas 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Regresi Berganda
Persamaan regresi berganda berdasarkan
Test Valuea
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median
-.01471
31
32
63
33
.129
.897
hasil pengolahan pada Tabel 5 adalah sebagai
berikut : Sumber : Data sekunder diolah, 2012
Model

Unstandardized Coefficie nts
Sig.


B
Std. Error

1
(Constant)
.202
.078
.012

DKI
-.003
.001
.014

KAI
.001
.001
.307

KM
.013
.021
.544
Tabel 5. Analisis Regresi Berganda

Dependent Variable: DA Sumber: Data sekunder diolah, 2012
najemen laba (DA) akan sebesar 0,202. Koefisien b1 = -0,003 dan bertanda negatif, artinya bila dewan komisaris independen meningkat 1% maka akan diikuti penurunan manajemen laba (DA) sebesar -0,003. Koefisien b2 = 0,001 dan bertanda positif, artinya bila komite audit independen (KAI) meningkat 1% maka akan diikuti peningkatan manajemen laba (DA) sebesar 0,001. Koefisien b3 = 0,013 dan bertanda positif, artinya bila kepemilikan manajerial (KM) meningkat 1% maka akan diikuti peningkatan manajemen laba (DA) sebesar 0,013.

Uji Hipotesis

Koefisien Determinasi (R2) Tabel 6. Koefisien Determinasi Tabel 6. menunjukkan besarnya nilai adjusted R2 0,084 yang berarti 8,4% variabel manajemen laba (DA) dapat dijelaskan oleh variabel independen dewan komisaris independen (DKI), komite audit independen (KAI) dan kepemilikan manajerial (KM). Sedangkan sisanya 91,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi.

Uji Statistik F

Model          R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1              .359a
.129
.084
.0793332
Sumber: Data sekunder diolah, 2012
Tabel 7.Uji Statistik F
                                      
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1             Regression
.055
3
.018
2.901 
.042 a
Residual
.371
59
.006


Total 
.426
62 



a.                   Predictors: (Constant), KM, KAI, DKI
b.                   Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder diolah, 2012
Tabel 7. menunjukkan besarnya nilai F hitung adalah 2,901 dengan nilai signifikansi 0,042. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen dewan komisaris independen (DKI), komite audit independen (KAI), dan kepemilikan manajerial (KM) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap manajemen laba (DA).

Uji Statistik t

Hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel regresi berganda dengan hasil sebagai berikut:
Variabel dewan komisaris independen (DKI) secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 0,05, yaitu sebesar 0,014. Dilihat dari nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (0,014 < 0,05) berarti hipotesis yang menyatakan dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba diterima. Dengan demikian, dewan komisaris independen (KM) berpengaruh negatif terhadap manajemen laba (DA).
Variabel komite audit independen (KAI) secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada  = 0,05, yaitu sebesar 0,307. Dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,307 > 0,05) berarti hipotesis yang menyatakan bahwa komite audit independen (KAI) berpengaruh negatif terhadap manajemen laba ditolak. Dengan demikian, komite audit independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba (DA).
Variabel kepemilikan manajerial (KM) secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada α = 0,05, yaitu sebesar 0,544. Dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,544 > 0,05) berarti hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh negatif terhadap manajemen laba ditolak. Dengan demikian, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba (DA).

Pembahasan

Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit Independen, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba.
Hipotesis pertama yang menyatakan terdapat pengaruh dewan komisaris independen, komite audit independen dan kepemilikan manajerial berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba diterima. Hasil ini ditunjukkan pada hasil pengujian secara simultan (uji statistik F) menunjukkan semua variabel independen berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian juga didukung dengan nilai Adjusted R2 sebesar 8,4%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penjelas pada variabel manajemen laba. Hal ini juga memiliki implikasi bahwa untuk mengurangi manajemen laba maka dapat dilakukan dengan menerapkan good coporate governance pada perusahaan.
Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba
Hipotesis kedua yang menyatakan dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada penelitian ini diterima. Hasil ini dapat dilihat pada uji t di mana tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Peranan dewan dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen telah memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan sehingga dapat membatasi manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena dengan makin banyak anggota dewan komisaris independen maka proses pengawasan yang dilakukan dewan ini makin berkualitas dengan makin banyaknya pihak independen dalam perusahaan yang menuntut adanya transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba
Hipotesis ketiga yang menyatakan komite audit independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada penelitian ini ditolak. Hasil ini dapat dilihat pada uji t di mana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hal ini terjadi karena adanya kemungkinan bahwa pembentukan komite audit independen dalam perusahaan didasari sebatas untuk memenuhi regulasi dari Bank Indonesia di mana sesuai PBI No. 8 /4/ PBI/2006 mensyaratkan perusahaan perbankan harus mempunyai komite audit yang paling sedikit terdiri dari seorang komisaris independen, seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi dan seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankan. Sehingga, dalam pelaksanaannya komite audit kurang efektif dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya dalam menjalankan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan dengan menjunjung prinsipprinsip good corporate governance.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba
Hipotesis keempat yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada penelitian ini ditolak. Hasil ini dapat dilihat dari uji t di mana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hal ini disebabkan sampel yang digunakan memiliki jumlah kepemilikan manajerial yang sangat rendah.
Sehingga, hasilnya kurang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial akan mempengaruhi aktivitas manajemen laba.

Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya adalah dewan komisaris independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Secara parsial hanya dewan komisaris independen yang berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Sementara komite audit independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dewan komisaris independen dalam penelitian ini terbukti mampu mengurangi manajemen laba, maka diharapkan untuk mempertahankan agar dapat membatasi manajemen laba. Komite audit independen dalam penelitian ini terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, maka diharapkan komite audit lebih meningkatkan pengawasan terhadap pihak manajemen agar informasi yang terkandung dalam laporan keuangan semakin baik dan berkualitas. Kepemilikan manajerial pada penelitian terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, maka pada perusahaan perlu ditingkatkan lagi kepemilikan manajerialnya agar kepentingan antara manajemen dan pemilik selaras sehingga pihak manajemen tidak melakukan tindakan manajemen laba. Penambahan kepemilikan manajerial dapat dilakukan dengan cara membeli sahamsaham perusahaan yang telah beredar di pasar modal oleh manajer. Bagi masyarakat, terutama investor yang akan menanamkan modal pada perusahaan diharapkan lebih teliti dan berhati-hati dalam membaca informasi keuangan agar keputusan yang diambil tepat.

Daftar Pustaka

Astuti, Dewi Saptantianah Puji. 2004. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue. Jurnal Universitas Slamet Riyadi Surakarta.http://ejournal. unud.ac.id/abstrak/dewi%20saptantianah%20 puji%20astuti.pdf.
Boediono, Gideon S. B. 2005. Kualitas Laba: Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VII Hal 172-194. Solo.
Farida, Yusriati Nur, Yuli Prasetyo, dan Eliada Herwiyanti. 2010. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Timbulnya Earnings Management Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 12, No. 2, Hlm. 69-80, Agustus 2010.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 12 No. 1 April 2010.
Hanifah, Riziki. 2010. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Iqbal, Syaiful. 2007. Corporate Governance sebagai Alat Pereda Praktik Manajemen Laba (Earnings Management). Jurnal Ventura Volume 10 No. 3, Desember 2007.
Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
Pamudji, Sugeng dan Aprillya Trihartati. 2010. Pengaruh Independensi dan Efektivitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Dinamika Akuntansi Volume 2 No. 1 Hal. 21-29 Maret 2010. http://journal.unnes.ac.id/index. php/jda.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
Setiawati, Koosrini. 2010. Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum Syariah. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DNDP.
Ujiyantho, Muh. Arief. 2006. Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan. Makalah. http://www. freewebs.com/stiemuhpekl/asimetri%20informasi.doc.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
Yunanto, Hafizh. 2010. Pengaruh Pelaksanaan Good
Corporate Governance terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
 
Sumber : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/1136